Menyebut perilah lembah damai, pembaca terus -barangkali-membayangkan suatu tempat yang indah, yang sesuai dijadikan sebagai lokasi untuk membebaskan diri daripada segala kemelut yang menghenyak jiwa. Sajak Lembah Damai itu memang luarannya menggambarkan apa-apa yang kita bayangkan itu, tetapi hakikatnya sajak itu berisi harapan yang utuh tertanam di dalam penyair; dan sesungguhnya harapan itu tidak akan beranjak seinci pun.
Demikianlah halnya dengan sajak-sajak lain yang terkandung dalam kumpulan puisi ini - idea dan fikiran sajak yang teradun di dalamnya ada yang dilontarkan secara langsung, tetapi sesetengahnya terselindung pula. Ada sebilangan sajak yang bercerita tentang diri penyair dan keluarganya, tentang harapan dan perasaannya, tetapi pada sebahagian besar sajak yang lain, penyair tidak lupa menyinggul hal-hal kemanusiaan setempat dan sejagat; hal-hal akhlak dan harga diri; hal-hal keadilan dan patriotisme; hal-hal keagungan dan kebesaran al-Khaliq; dan sebagainya.
Dengan berbahasa secara santai tetapi tidak pula sampai mengesampingkan nilai puitisnya, sajak-sajak M.Ashikin dalam kumpulan puisi enak dihayati pengucapannya dan mengasyikkan pula diladeni isinya - yang kesemuanya bertunjangkan pengalaman dan kepekaannya menanggapi kehidupan.